كتاب الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذى لاتستفتح الكتاب إلا بحمده. ولاتستمنح النعم إلا
بواسطة كرمه ورفده. والصلاة على سيد الأنبياء محمد رسوله وعبده. وعلى اله الطيبين
وأصحابه الطاهرين من بعده
[Ihya ‘Ulumuddin /Juz 3/Hal.302]
MUQODIMAH
Seperti halnya Imam
Al-Alghozali memuji kepada sang Kholiq, begitupun kami. Biqaulina Alhamdulillah,
Zdat yang maha Pengasih, yang tak
pernah lekang memberi nikmat-Nya pada kami hamba yang hina nan tak berdaya
ini. Washollallaahu ‘alaa sayidina muhammad semoga menjadi zdikir yang
selalu kami lantunkan sebagai tanda kecintaan kami terhadap beliau, tsuma
narju syafa’atah fi yaumilqiyamah. Amin
Seuntai kata yang kami ucapkan dalam pendahuluan ini ialah maaf
yang tulus dari hati akan segala kekurangan,kekhilafan yang mungkin tapi pasti
terdapat dalam secuil karya ilmiyah ini. Baik dari segi
penulisan-penulisan
yang salah maupun kalimat-kalimat yang kurang berkenan untuk dibaca karena mungkin kejadulanya. Semua itu hanyalah murni dari diri kami pribadi
yang minim akan pengetahuan serta pengalaman. Kemudian
mengenai karya ilmiyah ini, sebenarnya
hanyalah sebuah pengalihan bahasa dari sebuah kitab yang sangat populer dengan
ilmu ketashowufanya, yakni Ihya ’Ulumudin. Kitab yang telah terpublikasi
akan pemiliknya yaitu seorang Hujjatul islam, Syeich Abu Hamid Muhammad
Ibn Muhammad Al-Ghozali نفعنى بعلومه امين. Kemudian kami sedikit menyisipkan
seklumit penjelasan yang kami tuliskan atas
dasar ingatan-ingatan kecil dari penjelasan seorang guru yang hampir tiap malam kami mendengar akan petuah-petuahnya. Tujuan awal yang kami titik beratkan mengenai tulisan ini hanyalah untuk pepeling diri, sebagai renungan dikala kami seorang diri dalam balutan sepi, saat ini dan sampai nanti.
dasar ingatan-ingatan kecil dari penjelasan seorang guru yang hampir tiap malam kami mendengar akan petuah-petuahnya. Tujuan awal yang kami titik beratkan mengenai tulisan ini hanyalah untuk pepeling diri, sebagai renungan dikala kami seorang diri dalam balutan sepi, saat ini dan sampai nanti.
Sedikit cerita tentang latar belakang penulisan karya ilmiyah ini,
yang dimana awal mulanya ialah mengenai perubahan serta pembaruan sistem
program lembaga kami yakni Pon-Pes Hikmatul Muhajirin. Awalnya, bahkan sampai
saat ini kami cukup kuwalahan juga untuk menghadapinya, karena disamping
metode-metode yang berbeda jauh dengan tahun sebelumnya, juga karena kesiapan
kami untuk menghadapinya. Akan tetapi, dengan segala daya serta upaya kami
selalu berusaha untuk menuju pada hasil yang efektif. Kemudian dengan
metode-metode yang baru tersebut, termasuk kami yang notabennya sebagai
pengurus dalam kegiatan ngaji kami dituntut agar dapat meciptakan sebuah karya
yang bisa/bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, yaitu dengan cara
mengalih bahasakan sebuah kitab yang dikaji, kemudian dilengkapi dengan
penjelasan-penjelasan yang sekiranya dapat membuat/ memudahkan kefahaman untuk
diri sendiri dan orang lain yang sudi untuk membacanya.
Tanpa
pengetahuan serta pengalaman, hanya dengan بسم الله الرحمن الرحيم
kami pun nekat untuk
memulainya dengan membuka sebuah kitab ihya’ tersebut pada bab Amar ma’ruf nahi
munkar yang dimana hanya berjumlah kurang lebih 50 halaman. Walaupun demikian,
sebenarnya kami sangatlah kesusahan dimana kami tanpa menggunakan alat bantu
semisal buku-buku terjemah ataupun browsing-browsing di internet. Jadi, karya ilmiyah
ini sebenarnya murni pengalihan bahasa sendiri. Bukan kami merasa mampu untuk
itu kemudian sombong dengan enggan menggunakan alat bantu, Masya Allah
bukan. Semua ini semata-mata hanya karena masih minimnya fasilitas kami. Maka
dari itu, kami sangatlah meridloi jikalau saat terdapat kesalahan dan
kemudian dilaraskan dengan benar. Serta kami pun mengharap kritik dan sarannya
agar kami dapat menjadi lebih baik untuk kedepannya.
Kemudian
pengalihan bahasa ini pun tidak semuanya kitab Ihya’ yang berjumlah empat juz
tersebut kami terjemahkan, melainkan hanyalah beberapa bab yang menurut kami
mampu untuk melakukanya. Dan kali ini, yang kami awalkan ialah bab Amar Ma’ruf
Nahi Munkar. Mungkin anda pun lantas bertanya, mengapa Amar Ma’ruf Nahi Munkar
yang didahulukan ?. pertanyaan yang cukup sulit untuk dijawab sebenarnya. Jadi
begini, selain seperti yang telah tersebut diatas yakni sesuai kemampuan kami,
juga karena selarasnya pembahasan ini dengan dinamika-dinamika dalam lingkungan
saat ini yakni pondok pesantren kami. Dimana dalam perubahan serta pembaruan
sistem dan metode tersebut kami seolah olah seperti layaknya seseorang yang
baru tersadar dari tidur panjangnya, penglihatan pun masih samar-samar untuk
memandang, apalagi untuk berjalan serta menuntun orang lain. Akan tetapi
walaupun demikian, Al-Ghozali lah yang menurut kami selalu mendukung pada kami,
lewat penjelasan-penjelasan guru kami. Jadi walaupun dengan dengan
tertatih-tatih semoga kamipun mampu untuk menuntun orang lain. Amin
Maka dari itu, dengan segala kekurangan kami
selalu berdo’a semoga karya ilmiyah yang begitu jauh dari kesempurnaan ini
dapat memberi manfaat bagi diri kami dan selanjutnya dapat lumeber untuk
lainya. Amin
By
: Al faqir, Kang mufid
“Wallaahu
a’lamu bishshowaab”
Bersambung..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar