Selasa, 19 Januari 2016

Belajar Ihya', Ep. 0001



كتاب الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذى لاتستفتح الكتاب إلا بحمده. ولاتستمنح النعم إلا بواسطة كرمه ورفده. والصلاة على سيد الأنبياء محمد رسوله وعبده. وعلى اله الطيبين وأصحابه الطاهرين من بعده
[Ihya ‘Ulumuddin /Juz 3/Hal.302]
MUQODIMAH
            Seperti halnya Imam Al-Alghozali memuji kepada sang Kholiq, begitupun kami. Biqaulina Alhamdulillah, Zdat yang maha Pengasih, yang tak pernah lekang memberi nikmat-Nya pada kami hamba yang hina nan tak berdaya ini. Washollallaahu ‘alaa sayidina muhammad semoga menjadi zdikir yang selalu kami lantunkan sebagai tanda kecintaan kami terhadap beliau, tsuma narju syafa’atah fi yaumilqiyamah. Amin
            Seuntai kata yang kami ucapkan dalam pendahuluan ini ialah maaf yang tulus dari hati akan segala kekurangan,kekhilafan yang mungkin tapi pasti terdapat dalam secuil karya ilmiyah ini. Baik dari segi penulisan-penulisan yang salah maupun kalimat-kalimat yang kurang berkenan untuk dibaca karena mungkin kejadulanya. Semua itu hanyalah murni dari diri kami pribadi yang minim akan pengetahuan serta pengalaman. Kemudian mengenai karya ilmiyah ini, sebenarnya hanyalah sebuah pengalihan bahasa dari sebuah kitab yang sangat populer dengan ilmu ketashowufanya, yakni Ihya ’Ulumudin. Kitab yang telah terpublikasi akan pemiliknya yaitu seorang Hujjatul islam, Syeich Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad Al-Ghozali نفعنى بعلومه امين. Kemudian kami sedikit menyisipkan seklumit penjelasan yang kami tuliskan atas
dasar ingatan-ingatan kecil dari penjelasan seorang guru yang hampir tiap malam kami mendengar akan petuah-petuahnya. Tujuan awal yang kami titik beratkan mengenai tulisan ini hanyalah untuk pepeling diri, sebagai renungan dikala kami seorang diri dalam balutan sepi, saat ini dan sampai nanti.
            Sedikit cerita tentang latar belakang penulisan karya ilmiyah ini, yang dimana awal mulanya ialah mengenai perubahan serta pembaruan sistem program lembaga kami yakni Pon-Pes Hikmatul Muhajirin. Awalnya, bahkan sampai saat ini kami cukup kuwalahan juga untuk menghadapinya, karena disamping metode-metode yang berbeda jauh dengan tahun sebelumnya, juga karena kesiapan kami untuk menghadapinya. Akan tetapi, dengan segala daya serta upaya kami selalu berusaha untuk menuju pada hasil yang efektif. Kemudian dengan metode-metode yang baru tersebut, termasuk kami yang notabennya sebagai pengurus dalam kegiatan ngaji kami dituntut agar dapat meciptakan sebuah karya yang bisa/bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, yaitu dengan cara mengalih bahasakan sebuah kitab yang dikaji, kemudian dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan yang sekiranya dapat membuat/ memudahkan kefahaman untuk diri sendiri dan orang lain yang sudi untuk membacanya.
            Tanpa pengetahuan serta pengalaman, hanya dengan  بسم الله الرحمن الرحيم
 kami pun nekat untuk memulainya dengan membuka sebuah kitab ihya’ tersebut pada bab Amar ma’ruf nahi munkar yang dimana hanya berjumlah kurang lebih 50 halaman. Walaupun demikian, sebenarnya kami sangatlah kesusahan dimana kami tanpa menggunakan alat bantu semisal buku-buku terjemah ataupun browsing-browsing di internet. Jadi, karya ilmiyah ini sebenarnya murni pengalihan bahasa sendiri. Bukan kami merasa mampu untuk itu kemudian sombong dengan enggan menggunakan alat bantu, Masya Allah bukan. Semua ini semata-mata hanya karena masih minimnya fasilitas kami. Maka dari itu, kami sangatlah meridloi jikalau saat terdapat kesalahan dan kemudian dilaraskan dengan benar. Serta kami pun mengharap kritik dan sarannya agar kami dapat menjadi lebih baik untuk kedepannya.
Kemudian pengalihan bahasa ini pun tidak semuanya kitab Ihya’ yang berjumlah empat juz tersebut kami terjemahkan, melainkan hanyalah beberapa bab yang menurut kami mampu untuk melakukanya. Dan kali ini, yang kami awalkan ialah bab Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Mungkin anda pun lantas bertanya, mengapa Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang didahulukan ?. pertanyaan yang cukup sulit untuk dijawab sebenarnya. Jadi begini, selain seperti yang telah tersebut diatas yakni sesuai kemampuan kami, juga karena selarasnya pembahasan ini dengan dinamika-dinamika dalam lingkungan saat ini yakni pondok pesantren kami. Dimana dalam perubahan serta pembaruan sistem dan metode tersebut kami seolah olah seperti layaknya seseorang yang baru tersadar dari tidur panjangnya, penglihatan pun masih samar-samar untuk memandang, apalagi untuk berjalan serta menuntun orang lain. Akan tetapi walaupun demikian, Al-Ghozali lah yang menurut kami selalu mendukung pada kami, lewat penjelasan-penjelasan guru kami. Jadi walaupun dengan dengan tertatih-tatih semoga kamipun mampu untuk menuntun orang lain.  Amin
 Maka dari itu, dengan segala kekurangan kami selalu berdo’a semoga karya ilmiyah yang begitu jauh dari kesempurnaan ini dapat memberi manfaat bagi diri kami dan selanjutnya dapat lumeber untuk lainya. Amin
                                                                                                        By : Al faqir, Kang mufid
“Wallaahu a’lamu bishshowaab”

Bersambung..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar